Kamis, 12 Juni 2008

PROCESS TO SUCCESS


Suatu hari, seorang anak berusia 7 tahun bermain bergembira sambil lompat
kanan-kiri dan berlari-lari di pekarangan rumahnya. Di dinding rumah bocah
berkulit putih berambut pendek itu, ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan.

Di dinding utara, ada tumbuhan pisang dan pohon jeruk. Si anak kemudian
mendekati kedua pohon itu. Sambil memperhatikan dedaunan dan ranting cabang
jeruk. Tiba-tiba sianak kecil tadi melihat pada salah satu daun pisang
terdapat 2 buah telur ulat yang telah menjadi kepompong siap untuk menjadi
kupu-kupu…

Pada salah satu kepompong, dia memperhatikan ada sebuah benda sedang *berusaha
dengan sangat keras untuk keluar* dari lilitan telur tersebut. beberapa saat
kemudian dia amati, mucullah kepala dari telur itu. Dengan segenap tenaga
yang dimiliki, benda dari kepompong terus bergerak, dia terus mencoba untuk
keluar dari cengkraman telur itu.

*Dengan menahan kesakitan*, muncullah sayap sebelah kanannya. Sesaat
kemudian sayap sebelah kirinya juga muncul. Benda tersebut kemudian jatuh ke
tanah. Dan dalam sekejab dia bangun sambil mengepakkan sayapnya,  terbang
menghiasi halaman rumah bocah 7 tahun itu. Bocah tersebut terdiam terpesona
melihat kecantikan kupu-kupu itu.

Sementara telur yang satunya lagi pun ada sebuah benda yang akan keluar dari
balutan tubuhnya. Sang bocah memperhatikan calon kupu-kupu itu berusaha
dengan keras untuk keluar. Menahan kesakitan yang luar biasa.

Lelaki kecil berkulit putih ini, merasa kasihan dan iba terhadap calon
kupu-kupu itu. Sehingga dia mengambil sebatang lidi, dengannya dia merobek
balutan kepompong. Akhirnya sikupu-kupu dapat keluar dari lilitan yang ada
ditubuhnya dan jatuh ketanah. Namun sayang,kupu-kupu ini hanya dapat berdiri
namun tidak dapat terbang sebagaimana temannya yang lain…

Saudara Power…

Demikian juga dengan kehidupan kita. Untuk mendapatkan kesuksesan, kita
membutuhkan proses menuju kesana. "*Tidak ada sukses yang instan"*. Sekali
lagi saya ulangi "*tidak ada sukses yang instan"*, yang ada hanyalah Mie
Instan dan susu Instan…he…he…

Dewasa ini banyak saudara kita memilih jalan alternative untuk menggapai
impiannya. Mendatangi kuburan, mbah dukun, menyembah pohon, judi dan
benda-benda tertentu.

Contoh nyata, sebagaimana yang terjadi dengan saudara kita di Aceh. Rumah
bantuan tsunami dari BRR di buat secepat mungkin untuk jadi. Dari luar kalau
kita perhatikan rumah nya sudah layak untuk ditempati.Tapi di dalamnya
terdapat kerusakan di dinding, lantai dan platfonnya.  Ini adalah ulah dari
oknum kontraktor yang tak bertanggung jawab.Menginginkan rumah kilat, agar
bisa mendapatkan proyek lainnya…

"No pain no gain"

Tanyakanlah kepada para achiver-achiver, apakah mereka mendapatkan impian
dan cita-cita mereka dengan hanya berpangku tangan? apakah mereka meraihnya
dengan santai dan manis..?

Tidak,,,sekali lagi tidak.K Ronald dan K lily, instruktur NAC system. Selama
tiga tahun tinggal di rumah kontrakan berukuran 4x5 meter. Andrie Wongso
pernah menjadi Kuli bangunan. Ali sakti researcher BI, pernah menjadi kuli
beras untuk menghidupi keluarganya di Malaysia, tinggal bersama istri bahkan
tidak beralaskan kasur. Mohamad Yunus, selama 27 tahun berjuang, menyisakan
uang gajinya dari kampus untuk para pengrajin di sekitar tempat tinggalnya.
Cris Gradner, pernah tinggal di tempat rumah panti dan bekerja selama 6
bulan tanpa digaji…

Masih banyak contoh kisah nyata dari para achiver yang membuktikan bahwa
keberhasilan dan kesuksesan tidak diperoleh dengan instan.* Kesuksesan itu
adalah sebuah proses yang harus dijalani dan dinikmati.*

Do it now or never forever

Rahmadsyah

Tidak ada komentar: