Jumat, 05 September 2008

Kecerdasan Financial


Tukang Becak yang Naik Haji

Tidak semua sosok penarik becak berada dibawah garis kemiskinan dan kumuh. Haji Wahid (56),penarik becak, yang
biasanya mangkal di kawasan Gunung Pereng Kec. Cihideung, Tasikmalaya, adalah sosok lain dari seorang penarik becak. Selain santun, Wahid ulet dan rajin
menabung. Buah dari semua itu, ia bersama istrinya Hj. Siti Hujaenah, bisa menunaikan ibadah haji pada tahun 2004."Saya bersyukur, karena dari hasil
cucuran keringat ini, bisa naik haji dan menyekolahkan anak," kata Hawid saat ditemui di Terminal Bus Tasikmalaya, Jumat (5/5).

Pada tahun 1972 Wahid memulai bekerja sebagai penarik becak di Gunung Pereng. Ia mendapatkan becaknya dari
hasil kredit yang dibayarkannya setiap hari. "Waktu iu saya mencicil Rp150,00/hari. Cicilan itu, saya bayar selama kurang lebih setahun," kata
warga Jl. Paseh Kota Tasikmalaya ini.

Lunas membayar becak, ayah tiga anak ini mulai menabung untuk membeli tanah buat tempat tinggalnya. Berkat
kerja keras siang dan malam menarik becak, serta kedisiplinannya dalam menggunakan uang, ia mampu membeli tanah dan membangun rumah. "Sebagian
dari hasil menarik becak, saya tabungkan untuk berbagai keperluan," katanya.

Lalu ia kembali mengambil cicilan becak, dengan harapan bisa disewakan kepada rekan lainnya. Ternyata cara itu
cukup menambah penghasilan bagi Wahid. Dari satu becak, lalu sampai akhirnya tahun ini, ia bisa memiliki 40 becak. "Di antaranya, 25 becak milik saya
disewakan dengan tarif Rp 4.000,00/hari. Sisanya, saya kreditkan kepada orang lain," ujarnya.

Tidak hanya itu, sejak punya dua becak, keluarga ini menabung agar bisa naik haji. Tak ada target harus berapa
besar tabungan terisi setiap bulannya. Wahid hanya menyisihkan uang dari hasil usahanya, setelah digunakan untuk makan serta kebutuhan sehari-hari.

Ia juga berhasil menyekolahkan ketiga anaknya dengan baik. Anak pertama, Wawan lulusan Diploma 2, adiknya Eva
jebolan SLTA. Si bungsu Dedi, masih sekolah di SMA.

Setelah becaknya bertambah, ia akhirnya mendirikan kamar kontrakan di daerah Gunung Pereng, Kota Tasikmalaya.
Saat ini, ada 25 kamar yang disewakan oleh Wahid. Setiap kamarnya, disewakan Rp 85.000,00/bulan. "Lumayan untuk menambah penghasilan," katanya.

Setelah merasa tabungan yang dikumpulkannya selama 30 tahun jumlahnya cukup, pada tahun 2003 ia mendaftarkan
diri untuk berangkat haji beserta istrinya. Pada tahun 2004, Wahid bisa pergi ke tanah suci untuk menunaikan rukun Islam kelima. Perasannya, benar-benar
bahagia karena sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan ia bisa pergi ke tanah suci.

Hingga kini sekarang Wahid yang rajin ibadah ini, tetap mengayuh becak. Sehari ia kadang mendapatkan Rp
10.000,00 hingga Rp 20.000,00. Tapi kadang dia juga sama sekali kosong. Tapi semua itu, dijalani dengan kesabaran, keuletan, dan kerja keras.

Wahid bisa membuktikan bahwa penarik becak juga bisa hidup dengan baik.

Yang menarik perhatian kita adalah cara Pak Wahid meningkatkan penghasilannya. Dia tidak bekerja mengayuh
becak 24 jam.., dan pasti dia tahu itu tidak mungkin. Tapi yang dilakukannya adalah menyisihkan dari penghasilannya untuk mulai berinvestasi. Pertama dengan
mengambil kredit becak lagi, untuk kemudian disewakan kepada orang lain. Selanjutnya bahkan dia membeli becak, untuk dikreditkan kepada orang lain.
Artinya, Pak Wahid sudah membuka usaha LEASING becak. Tahap selanjutnya dari penghasilannya tersebut dia membeli tanah untuk membangun rumah/kamar
kontrakan.

Coba kita hitung saja, sekarang kamar kontrakannya ada 25 buah, disewakan Rp 85.000,00 per bulan. Berarti kalau
sewaan terisi penuh Pak Wahid akan memperoleh penghasilan 25 x Rp 85.000,00 = Rp 2.125.000,00. Waw.., S1 fresh graduate aja gajinya ga sampe segini. Dan Pak
Wahid sebetulnya tidak harus bekerja lagi, dia tetap akan menerima penghasilan dari sewaan kamar dan sewaan becak miliknya. Namun, Pak Wahid tetap juga
mengayuh becak. Ga tau kenapa..? Apakah itu adalah His Calling? (ya kan Pak Harry?)

Saya tidak tahu apakah Pak Wahid membaca buku Robert Kiyosaki? Atau sempat membaca bukunya Valentino Dinsi, atau
bukunya Safir Senduk? Saya kira tidak. Pak Wahid mulai menarik becak sejak tahun 1972. Buku-buku tersebut belum terbit di Indonesia.
Tapi Pak Wahid sudah memiliki satu kecerdasan lain yang tidak banyak dimiliki oleh orang lain, yaitu Kecerdasan Finansial.

Saya sendiri merasa malu.., bisa jadi saya memiliki penghasilan yang lebih besar dari Pak Wahid. Tapi saya
hingga saat ini belum memiliki aset yang bisa dibilang benar-benar aset. Mungkin diantara anda juga mengalami hal yang sama, bekerja tiap hari, kok gaji
ga cukup-cukup ya..? Kok saya puluhan tahun terus bekerja, belum juga punya aset..?

Sepertinya kita harus mulai
bercermin dari Pak Wahid. Ya kan

Kamis, 04 September 2008

[banyumasan] nice words...


Kejadian yang diramalkan Prabu Jayabaya beberapa  abad yang lalu,
saat ini dirasakan oleh George Carlin (Comedian  70-80-an).  Coba
bandingkan lampiran dengan text Jayabaya berikut ini.
Jangan khawatir, ada terjemahannya bahasa Indonesia.
 
SERAT JAYABAYA
SYAIR JAYABAYA
JAYABAYA'S WORD'S


Besuk yen  wis ana kreta tanpa jaran.
Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
One day  there will be a cart without a horse.
Tanah Jawa kalungan wesi.
Tanah Jawa  berkalung besi.
The island of Java will wear a necklace of iron.  

Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang.
Perahu berlayar di ruang  angkasa.
There will be a boat flying in the sky.

Kali ilang  kedhunge.
Sungai kehilangan lubuk.
The river will loose its  current.

Pasar ilang kumandhang.
Pasar kehilangan suara.
There will  be markets without crowds.

Iku tandha yen tekane jaman Jayabaya wis  cedhak.
Itulah pertanda jaman Jayabaya telah mendekat.
These are the signs  that the Jayabaya era is coming.

Bumi saya suwe saya mengkeret.
Bumi  semakin lama semakin mengerut.
The earth will shrink.

Sekilan bumi  dipajeki.
Sejengkal tanah dikenai pajak.
Every inch of land will be  taxed.

Jaran doyan mangan sambel.
Kuda suka makan sambal.
Horses  will devour chili sauce.

Wong wadon nganggo pakeyan lanang.
Orang  perempuan berpakaian lelaki.
Women will dress in men's clothes.

Iku  tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman.
Itu pertanda orang akan  mengalami jaman berbolak-balik.
These are signs that the people is facing the  era of turning upside down.

Akeh janji ora ditetepi.
Banyak janji  tidak ditepati.
Many promises unkept.

Akeh wong wani nglanggar sumpahe  dhewe.
Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
Many break their  oath.

Manungsa padha seneng nyalah.
Orang-orang saling lempar  kesalahan.
People will tend to blame on each other.

Ora ngendahake  hukum Allah.
Tak peduli akan hukum Allah.
They will ignore God's  law.

Barang jahat diangkat-angkat.
Yang jahat  dijunjung-junjung.
Evil things will be lifted up.

Barang suci  dibenci.
Yang suci (justru) dibenci.
Holy things will be  despised.

Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit.
Banyak orang hanya  mementingkan uang.
Many people will become fixated on money.

Lali  kamanungsan.
Lupa jati kemanusiaan.
Ignoring humanity.

Lali  kabecikan.
Lupa hikmah kebaikan.
Forgetting kindness.

Lali sanak  lali kadang.
Lupa sanak lupa saudara.
Abandoning their  families.

Akeh bapa lali anak.
Banyak ayah lupa anak.
Fathers will  abandon their children.

Akeh anak wani nglawan ibu.
Banyak anak berani  melawan ibu.
Children will be disrespectful to their mothers.

Nantang  bapa.
Menantang ayah.
And battle against their fathers.

Sedulur  padha cidra.
Saudara dan saudara saling khianat.
Siblings will collide  violently.

Kulawarga padha curiga.
Keluarga saling curiga.
Family  members will be suspicious of each other.

Kanca dadi mungsuh.
Kawan  menjadi lawan.
Friends become enemies.

Akeh manungsa lali  asale.
Banyak orang lupa asal-usul.
People will forget their  roots.

Ukuman Ratu ora adil.
Hukuman Raja tidak adil
The ruler's  judgements will be unjust.

Akeh pangkat sing jahat lan ganjil.
Banyak  pembesar jahat dan ganjil
There will be many peculiar and evil  leaders.

Akeh kelakuan sing ganjil.
Banyak ulah-tabiat ganjil
Many  will behave strangely.

Wong apik-apik padha kapencil.
Orang yang baik  justru tersisih.
Good people will be isolated.

Akeh wong nyambut gawe  apik-apik padha krasa isin.
Banyak orang kerja halal justru malu.
Many  people will be too embarrassed to do the right things.

Luwih utama  ngapusi.
Lebih mengutamakan menipu.
Choosing falsehood  instead.

Wegah nyambut gawe.
Malas menunaikan kerja.
Many will be  lazy to work.

Kepingin urip mewah.
Inginnya hidup mewah.
Seduced by  luxury.

Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka.
Melepas nafsu  angkara murka, memupuk durhaka.
They will take the easy path of crime and  deceit.

Wong bener thenger-thenger.
Si benar termangu-mangu.
The  honest will be confused.

Wong salah bungah.
Si salah gembira  ria.
The dishonest will be joyful.

Wong apik ditampik-tampik.
Si  baik ditolak ditampik.
The good will be rejected.

Wong jahat munggah  pangkat.
Si jahat naik pangkat.
The evil ones will rise to the  top.

Wong agung kasinggung.
Yang mulia dilecehkan
Noble people will  be abused.

Wong ala kapuja.
Yang jahat dipuji-puji.
Evil doers will  be worshipped.

Wong wadon ilang kawirangane.
Perempuan hilang  malu.
Women will become shameless.

Wong lanang ilang  kaprawirane.
Laki-laki hilang perwira
Men will loose their  courage.

Akeh wong lanang ora duwe bojo.
Banyak laki-laki tak mau  beristri.
Men will choose not to get married.

Akeh wong wadon ora  setya marang bojone.
Banyak perempuan ingkar pada suami.
Women will be  unfaithful to their husbands.

Akeh ibu padha ngedol anake.
Banyak ibu  menjual anak.
Mothers will sell their babies.

Akeh wong wadon ngedol  awake.
Banyak perempuan menjual diri.
Women will engage in  prostitution.

Akeh wong ijol bebojo.
Banyak orang tukar  pasangan.
Couples will trade partners.

Wong wadon nunggang  jaran.
Perempuan menunggang kuda.
Women will ride horses.

Wong  lanang linggih plangki.
Laki-laki naik tandu.
Men will be carried in a  stretcher.

Randha seuang loro.
Dua janda harga seuang (Red.: seuang =  8,5 sen).
Two divorcees will be valued at 8,5 cents.

Prawan seaga  lima.
Lima perawan lima picis.
A virgin will be valued at 10  cents.

Dhudha pincang laku sembilan uang.
Duda pincang laku sembilan  uang.
A crippled widower will be valued at nine uang's


Akeh wong  ngedol ngelmu.
Banyak orang berdagang ilmu.
Many will earn their living by  trading their knowledge.

Akeh wong ngaku-aku.
Banyak orang mengaku  diri.
Many will claims other's merits as their own.

Njabane putih  njerone dhadhu.
Di luar putih di dalam jingga.
White outwardly but orange  inwardly

Ngakune suci, nanging sucine palsu.
Mengaku suci, tapi palsu  belaka.
They will proclaim their righteousness despite their sinful  ways.

Akeh bujuk akeh lojo.
Banyak tipu banyak muslihat.
Many will  use sly and dirty tricks.

Akeh udan salah mangsa.
Banyak hujan salah  musim.
Rains will fall in the wrong season.

Akeh prawan  tuwa.
Banyak perawan tua.
Many women will remain virgins into their old  age.

Akeh randha nglairake anak.
Banyak janda melahirkan bayi.
Many  divorcees will give birth.

Akeh jabang bayi lahir nggoleki  bapakne.
Banyak anak lahir mencari bapanya.
Newborns will search for their  fathers.

Agama akeh sing nantang.
Agama banyak ditentang.
Religions  will be attacked.

Prikamanungsan saya ilang.
Perikemanusiaan semakin  hilang.
Humanitarianism will no longer have importance.

Omah suci  dibenci.
Rumah suci dijauhi.
Holy temples will be hated.

Omah ala  saya dipuja.
Rumah maksiat makin dipuja.
They will be more fond of  praising evil places.

Wong wadon lacur ing ngendi-endi.
Di mana-mana  perempuan lacur
Prostitution will be everywhere.

Akeh  laknat.
Banyak kutuk
There will be many worthy of damnation.

Akeh  pengkianat.
Banyak pengkhianat.
There will be many betrayals.

Anak  mangan bapak.
Anak makan bapak.
Children will be against  father.

Sedulur mangan sedulur.
Saudara makan saudara.
Siblings  will be against siblings.

Kanca dadi mungsuh.
Kawan menjadi  lawan.
Friends will become enemies.

Guru disatru.
Guru  dimusuhi.
Guru is treated as an enemy.

Tangga padha  curiga.
Tetangga saling curiga.
Neighbours will become suspicious of each  other.

Kana-kene saya angkara murka.
Angkara murka semakin  menjadi-jadi.
And ruthlessness will be everywhere.

Sing weruh  kebubuhan.
Barangsiapa tahu terkena beban.
The eyewitness has to take the  responsibility.

Sing ora weruh ketutuh.
Sedang yang tak tahu  disalahkan.
The ones who know nothing will be prosecuted.

Besuk yen  ana peperangan.
Kelak jika terjadi perang.
One day when there will  armagedon.

Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor.
Datang dari timur,  barat, selatan, dan utara.
In the east, in the west, in the south, and in the  north.

Akeh wong becik saya sengsara.
Banyak orang baik makin  sengsara.
Good people will suffer more.

Wong jahat saya  seneng.
Sedang yang jahat makin bahagia.
Bad people will be  happier.

Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul.
Ketika itu burung  gagak dibilang bangau.
When this happens, crow will be said  heron.

Wong salah dianggep bener.
Orang salah dipandang benar.
The  wrong person will be assumed to be honest.

Pengkhianat  nikmat.
Pengkhianat nikmat.
Betrayers will live in the utmost of material  comfort.

Durjana saya sempurna.
Durjana semakin sempurna.
The  deceitful will decline even further.

Wong jahat munggah pangkat.
Orang  jahat naik pangkat.
The evil persons will rise to the top.

Wong lugu  kebelenggu.
Orang yang lugu dibelenggu.
The modest will be  trapped.

Wong mulya dikunjara.
Orang yang mulia dipenjara.
The  noble will be imprisoned.

Sing curang garang.
Yang curang  berkuasa.
The fraudulent will be ferocious.

Sing jujur kojur.
Yang  jujur sengsara.
The honest will unlucky.

Pedagang akeh sing  keplarang.
Pedagang banyak yang tenggelam.
Many merchants will fly in a  mess.

Wong main akeh sing ndadi.
Penjudi banyak  merajalela.
Gamblers will become more addicted to gambling.

Akeh  barang haram.
Banyak barang haram.
Illegal things will be  everywhere.

Akeh anak haram.
Banyak anak haram.
Many babies will be  born outside of legal marriage.

Wong wadon nglamar wong  lanang.
Perempuan melamar laki-laki.
Women will propose  marriage.

Wong lanang ngasorake drajate dhewe.
Laki-laki memperhina  derajat sendiri.
Men will lower their own status.

Akeh barang-barang  mlebu luang.
Banyak barang terbuang-buang.
The merchandise will be left  unsold.

Akeh wong kaliren lan wuda.
Banyak orang lapar dan  telanjang.
Many people will suffer from starve and stark-naked.

Wong  tuku ngglenik sing dodol.
Pembeli membujuk penjual.
Buyers will flatter  the sellers.

Sing dodol akal okol.
Si penjual bermain  siasat.
Sellers will play tricks and muscles.

Wong golek pangan kaya  gabah diinteri.
Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
The way people earn a  living will be as paddies being sifted.

Sing kebat kliwat.
Siapa  tangkas lepas.
Some will go wild out of control.

Sing telah  sambat.
Siapa terlanjur menggerutu.
Those who are too far  groaning.

Sing gedhe kesasar.
Si besar tersasar.
The ones on the  top will get lost.

Sing cilik kepleset.
Si kecil terpeleset.
The  ordinary people will slip.

Sing anggak ketunggak.
Si congkak  terbentur.
The arrogant ones will be collided.

Sing wedi mati.
Si  takut mati.
The fearful ones will not survive.

Sing nekat  mbrekat.
Si nekat mendapat berkat.
The risk takers will be  successful.


Sing jerih ketindhih.
Si hati kecil tertindih
The  ones who are afraid will be crushed.

Sing ngawur makmur.
Yang ngawur  makmur
The careless ones will be wealthy.

Sing ngati-ati  ngrintih.
Yang berhati-hati merintih.
The careful ones will whine about  their suffering.

Sing ngedan keduman.
Yang main gila menerima  bagian.
The crazy ones will get their portion.

Sing waras  nggagas.
Yang sehat pikiran berpikir.
The ones who are healthy will think  wisely.



Wong tani ditaleni.
Si tani diikat.
The farmers  will be controlled.

Wong dora ura-ura.
Si bohong  menyanyi-nyanyi
Those who are corrupt will sing happily.

Ratu ora  netepi janji, musna panguwasane.
Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
The  rulers do not keep their promises, will lose their power.

Bupati dadi  rakyat.
Pegawai tinggi menjadi rakyat.
The leaders will become ordinary  persons.

Wong cilik dadi priyayi.
Rakyat kecil jadi priyayi.
The  ordinary people will become leaders.

Sing mendele dadi gedhe.
Yang  curang jadi besar.
The dishonest persons will rise to the top.

Sing  jujur kojur.
Yang jujur celaka.
The honest ones will be  unlucky.

Akeh omah ing ndhuwur jaran.
Banyak rumah di punggung  kuda.
There will be many houses on horses' back.

Wong mangan  wong.
Orang makan sesamanya.
People will attack other people.

Anak  lali bapak.
Anak lupa bapa.
Children will ignore their  fathers.

Wong tuwa lali tuwane.
Orang tua lupa ketuaan mereka.
The  olds forget their oldness.

Pedagang adol barang saya laris.
Jualan  pedagang semakin laris.
Merchants will sell out of their  merchandise.

Bandhane saya ludhes.
Namun harta mereka makin  habis.
Yet, they will lose money.

Akeh wong mati kaliren ing sisihe  pangan.
Banyak orang mati lapar di samping makanan.
Many people will die  from starvation in prosperous times.

Akeh wong nyekel bandha nanging  uripe sangsara.
Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
Many people  will have lots of money yet, be unhappy in their live.

Sing edan bisa  dandan.
Yang gila bisa bersolek.
The crazy one will be beautifully  attired.

Sing bengkong bisa nggalang gedhong.
Si bengkok membangun  mahligai.
The insane will be able to build a lavish estate.

Wong waras  lan adil uripe nggrantes lan kepencil.
Yang waras dan adil hidup merana dan  tersisih.
The ones who are fair and sane will suffer in their lives and will  be isolated.

Ana peperangan ing njero.
Terjadi perang di  dalam.
There will be internal wars.

Timbul amarga para pangkat akeh  sing padha salah paham.
Terjadi karena para pembesar banyak salah  faham.
As a result of misunderstandings between those at the  top.

Durjana saya ngambra-ambra.
Kejahatan makin merajalela.
The  numbers of evil doers will increase sharply.

Penjahat saya  tambah.
Penjahat makin banyak.
There will be more criminals.

Wong  apik saya sengsara.
Yang baik makin sengsara.
The good people will live in  misery.

Akeh wong mati jalaran saka peperangan.
Banyak orang mati  karena perang.
There will be many people die in a war.

Kebingungan lan  kobongan.
Karena bingung dan kebakaran.
Others will be disoriented, and  their property burnt.

Wong bener saya thenger-thenger.
Si benar makin  tertegun.
The honest will be confused.

Wong salah saya  bungah-bungah.
Si salah makin sorak sorai.
The dishonest will be  joyful.

Akeh bandha musna ora karuan lungane.
Akeh pangkat lan drajat  pada minggat ora karuan sababe
Banyak harta hilang entah ke mana.
Banyak  pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
There will be disappearance of  great riches, titles, and jobs.

Akeh barang-barang haram, akeh bocah  haram.
Banyak barang haram, banyak anak haram.
There will be many illegal  goods.

Bejane sing lali, bejane sing eling.
Beruntunglah si lupa,  beruntunglah si sadar.
Good luck for the ignoramus, good luck for anyone who  is aware.

Nanging sauntung-untunge sing lali.
Tapi betapapun beruntung  si lupa.
Yet, no matter how lucky is the ignoramus.

Isih untung sing  waspada.
Masih lebih beruntung si waspada.
It is more lucky for anyone who  is alert.

Angkara murka saya ndadi.
Angkara murka semakin  menjadi.
Ruthlessness will become worse.

Kana-kene saya bingung.
Di  sana-sini makin bingung.
Everywhere the situation will be  chaotic.

Pedagang akeh alangane.
Pedagang banyak rintangan.
Doing  business will be more difficult.

Akeh buruh nantang juragan.
Banyak  buruh melawan majikan.
Workers will challenge their employers.

Juragan  dadi umpan.
Majikan menjadi umpan.
The employers will become  bait.

Sing suwarane seru oleh pengaruh.
Yang bersuara tinggi mendapat  pengaruh.
Those who speak out will be more influential.

Wong pinter  diingar-ingar.
Si pandai direcoki.
The wise ones will be  ridiculed.

Wong ala diuja.
Si jahat dimanjakan.
The evil ones will  be spoiled.

Wong ngerti mangan ati.
Orang yang mengerti makan  hati.
The knowledgeable ones will be in much distress.

Bandha dadi  memala.
Hartabenda menjadi penyakit
The material comfort will incite  crime.

Pangkat dadi pemikat.
Pangkat menjadi pemukau.
Rank and  position will become enticing.

Sing sawenang-wenang rumangsa  menang.
Yang sewenang-wenang merasa menang
Those who act arbitrarily will  feel as if they are the winners.

Sing ngalah rumangsa kabeh  salah.
Yang mengalah merasa serba salah.
Those who act wisely will feel as  if everything is wrong.

Ana Bupati saka wong sing asor imane.
Ada raja  berasal orang beriman rendah.
There will be leaders who are weak in their  faith.

Patihe kepala judhi.
Maha menterinya benggol judi
The chief  minister is no one but a leader of the gamblers.

Wong sing atine suci  dibenci.
Yang berhati suci dibenci
Those who have a holy heart will be  rejected.

Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat.
Yang jahat  dan pandai menjilat makin kuasa.
Those who are evil, and know how to flatter  their boss, will be promoted.

Pemerasan saya ndadra.
Pemerasan  merajalela.
Human exploitation will be worse.

Maling lungguh wetenge  mblenduk.
Pencuri duduk berperut gendut.
The corpulent thieves will be  able to sit back and relax.

Pitik angrem saduwure pikulan.
Ayam  mengeram di atas pikulan.
The hen will hacth eggs in a carrying  pole.

Maling wani nantang sing duwe omah.
Pencuri menantang si empunya  rumah.
Thieves will not be afraid to challenge the target.

Begal pada  ndhugal.
Penyamun semakin kurang ajar.
Robbers will dissent into greater  evil.

Rampok padha keplok-keplok.
Perampok semua  bersorak-sorai.
Looters will be given applause.

Wong momong mitenah  sing diemong.
Si pengasuh memfitnah yang diasuh
People will slander their  caregivers.

Wong jaga nyolong sing dijaga.
Si penjaga mencuri yang  dijaga.
Guards will steel the very things they are to protect.

Wong  njamin njaluk dijamin.
Si penjamin minta dijamin.
Guarantors will ask for  collateral.

Akeh wong mendem donga.
Banyak orang mabuk doa.
Many  will ask for blessings.



Kana-kene rebutan unggul.
Di mana-mana  berebut menang.
Everybody will compete for personal victory.

Angkara  murka ngombro-ombro.
Angkara murka menjadi-jadi.
Ruthlessness will be  everywhere.

Agama ditantang.
Agama ditantang.
Religions will be  questioned.

Akeh wong angkara murka.
Banyak orang angkara  murka.
Many people will be greedy for power, wealth and  position.

Nggedhekake duraka.
Membesar-besarkan  durhaka.
Rebelliousness will increase.

Ukum agama dilanggar.
Hukum  agama dilanggar.
Religious law will be broken.

Prikamanungsan  di-iles-iles.
Perikemanusiaan diinjak-injak.
Human rights will be  violated.

Kasusilan ditinggal.
Tata susila diabaikan
Ethics will  left behind.

Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi.
Banyak  orang gila, jahat dan hilang akal budi.
Many will be insane, cruel and  immoral.

Wong cilik akeh sing kepencil.
Rakyat kecil banyak  tersingkir.
Ordinary people will be segregated.

Amarga dadi korbane si  jahat sing jajil.
Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
They will  become the victims of evil and cruel persons.

Banjur ana Ratu duwe  pengaruh lan duwe prajurit.
Lalu datang Raja berpengaruh dan  berprajurit.
Then there will come a ruler who is influential.

Lan duwe  prajurit.
Dan punya prajurit.
And having armies.

Negarane ambane  saprawolon.
Lebar negeri seperdelapan dunia.
The country will measured  one-eighth of the world.

Tukang mangan suap saya ndadra.
Pemakan suap  semakin merajalela.
The number of people who commit bribery will  increase.

Wong jahat ditampa.
Orang jahat diterima.
The evil ones  will be accepted.

Wong suci dibenci.
Orang suci dibenci.
The  innocent ones will be rejected.

Timah dianggep perak.
Timah dianggap  perak.
Tin will be thought to be silver.

Emas diarani tembaga.
Emas  dibilang tembaga
Gold will be thought to be copper.

Dandang  dikandakake kuntul.
Gagak disebut bangau.
A crow will be thought to be an  heron.

Wong dosa sentosa.
Orang berdosa sentausa.
The sinful ones  will be safe and live in tranquility.

Wong cilik disalahake.
Rakyat  jelata dipersalahkan.
The poor will be blamed.

Wong nganggur  kesungkur.
Si penganggur tersungkur.
The unemployed will be rooted  up.

Wong sregep krungkep.
Si tekun terjerembab.
The diligent ones  will be forced down.

Wong nyengit kesengit.
Orang busuk hati  dibenci.
The people will seek revenge against the fiercely violent  ones.

Buruh mangluh.
Buruh menangis.
Workers will suffer from  overwork.

Wong sugih krasa wedi.
Orang kaya ketakutan.
The rich  will feel unsafe.

Wong wedi dadi priyayi.
Orang takut jadi  priyayi.
People who belong to the upper class will feel  insecure.

Senenge wong jahat.
Berbahagialah si jahat.
Happiness  will belong to the evil persons.

Susahe wong cilik.
Bersusahlah rakyat  kecil.
Trouble will belong to the poor.

Akeh wong dakwa  dinakwa.
Banyak orang saling tuduh.
Many will sue each  other.


Tindake manungsa saya kuciwa.
Ulah manusia semakin  tercela.
Human behaviour will fall short of moral enlightenment.

Ratu  karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi.
Para raja  berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
Leaders will discuss and  choose which countries are their favourites and which ones are not.

Hore!  Hore!
Hore! Hore!
HurraHurrah!

Wong Jawa kari separo.
Orang Jawa  tinggal separo.
The Javanese will remain half.

Landa-Cina kari  sejodho.
Belanda-Cina tinggal sepasang.
The Dutch and the Chinese each  will remain a pair.

Akeh wong ijir, akeh wong cethil.
Banyak orang  kikir, banyak orang bakhil.
Many become stingy.

Sing eman ora  keduman.
Si hemat tidak mendapat bagian.
The cautious ones will not get  their portion.

Sing keduman ora eman.
Yang mendapat bagian tidak  berhemat.
The ones who receive their portion will be prodigal.

Akeh  wong mbambung.
Banyak orang berulah dungu.
Stupidity will be  everywhere.

Akeh wong limbung.
Banyak orang limbung.
Bewildered  persons will be everywhere.

Selot-selote mbesuk wolak-waliking jaman  teka.
Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya jaman.
One day, yet slowly,  the age of turbulence will come.

[atp_ugm] KETIKA WAKTUNYA PULANG


KETIKA WAKTUNYA PULANG

 Oleh: Eko Jalu Santoso, www.ekojalusantoso.com

 Sebelum kita manusia dilahirkan di dunia, sesungguhnya kita adalah makhluk spiritual murni yang suci dan berada di tempat ketinggian. Ketika dilahirkan di dunia, kita adalah makhluk spiritual dan sekaligus makhluk fisik yang sempurna. Dengan bekal kesempurnaan itu kita manusia diberi kesempatan sejenak untuk berkelana menikmati indahnya perjalanan kehidupan dunia. Namun, pada waktunya nanti, kita semua manusia akan dipanggil kembali untuk pulang menghadap Tuhan Sang Pencipta. Kemudian akan dipertanyakan apa yang sudah dilakukannya selama sejenak perjalanannya di dunia dan itulah yang akan menjadi bekalnya dalam perjalanan spiritual selanjutnya.

Ketika kita hidup di dunia, sesungguhnya kita manusia bagaikan anak-anak kecil yang sedang diberi kesempatan oleh sang Ibu untuk bermain-main di halaman rumahnya. Tuhan ibaratnya adalah Ibu kita, sedangkan halaman rumah ibaratnya adalah dunia luas milik Tuhan. Adabegitu banyaknya hamparan permainan di halaman rumah Tuhan dan kita manusia diberi kebebasan untuk menikmatinya. Namun salah satu pesan Tuhan adalah agar manusia memilih permainan yang bersih dan suci, agar pada saatnya kembali ke rumah Tuhan nanti dalam keadaan bersih dan suci. Karena Tuhan adalah Dzat Yang Maha Suci.

Namun karena asyiknya bermain di halaman rumah Tuhan, seringkali kita manusia lupa diri dan melanggar pesan Tuhan tersebut. Kita bermain-main di tempat yang kotor dan mengabaikan pesan larangan-larangan yang sudah ditetapkan Tuhan. Begitu banyaknya godaan kenikmatan dan permainan di dunia, seringkali membuat kita lupa diri lebih memperturutkan hawa nafsu dengan mengabaikan pesan larangan-larangan Tuhan.

 Ketika tiba waktunya, maka Tuhan akan memanggil kembali kita untuk pulang ke rumahnya. Tuhan adalah Dzat Yang Maha Suci, maka rumahnya adalah rumah suci, untuk kembali memasuki rumahnya diperlukan kesucian diri kita. Seperti halnya anak kecil yang bermain kotoran tadi, maka ada dua cara untuk mensucikan diri. Pertama dengan berusaha mensucikan diri sendiri sebelum memasuki rumah Illahi, dengan selalu melakukan perbuatan dan tindakan yang tidak melangar larangan Tuhan. Kedua, karena begitu sayangnya Tuhan kepada kita, seperti seorang Ibu yang memandikan dulu anaknya sebelum memasuki rumah sucinya.

 Sakit adalah salah satu cara Tuhan untuk memandikan manusia atau mensucikan kita manusia yang disayanginya, sebelum dipanggil kembali memasuki rumah sucinya. Allah SWT menghendaki datangnya musibah seperti rasa sakit pada seseorang tidak lain sebagai penghapus dosa hamba-hambanya. Nanti di akhirat ada dosa yang tak diperhitungkan lagi karena hukumannya sudah ditunaikan Allah SWT di dunia, demikian salah satu nasehat yang pernah saya dengar dari seorang ulama.

Kembali saya teringat sebuah hadist yang  mengatakan, "Apabila Allah SWT menghendaki kebaikan bagi hamba-hambanya, maka didahulukan baginya hukuman di dunia dan  bila Allah SWT menghendaki keburukan, maka dibiarkan dengan dosa-dosanya, sehingga dosa-dosanya itu dibalas pada hari kiamat."  Maka ketika beberapa tahun lalu ayah saya mulai didiagnosa menderita penyakit lemah jantung hingga pernah harus dirawat di ICCU, mungkin inilah yang dimaksudkan dalam hadits tersebut diatas. AllahSWTmenyayangi ayah saya dan menghendaki kebaikannya, sehingga diberilah rasa sakit untuk mensucikan sebelum memanggilnya kembali ke rumah suciNya.

Saya bersyukur Tuhan masih memanjangkan umur bapak sehingga kami semua masih diberi kesempatan untuk berkumpul dengannya. Kemudian tepatnya pada tanggal sepuluh bulan limatahun duaribu delapan lalu, setelah kembali menderita sakit beberapa hari, bapak dipanggil pulang ke Rahmatullah. Begitulah rupanya cara Tuhan mempersiapkan bapak untuk memasuki rumah suci-Nya agar dalam keadaan bersih dan suci, kembali menghadap Sang Illahi.

 Kita manusia sebaiknya menyadari hanyalah mahkluk kecil dan sangat kecil di permukaan bumi ini, kalau dihadapkan pada kebesaran Allah Tuhan Yang Maha Menguasai Alam Raya. Kita manusia hanyalah makhluk lemah dan tak berdaya di permukaan dunia ini, kalau dihadapkan pada kekuasaan Allah Tuhan Yang Maha Besar. Tidak ada artinya itu kekuasaan manusia di dunia, tidak ada nilainya itu harta kekayaan manusia di dunia, tidak ada itu artinya ilmunya di dunia, kalau dibandingkan dengan kekuasaan, kekayaan dan kebesaran Allah Tuhan Yang Maha Menguasai Kehidupan.

 Pada waktunya tiba, semua itu harus kita tinggalkan untuk menghadap kepada Tuhan. Tidak ada cara untuk menghadapinya, selain keikhlasan, kebersihan, kesucian dan kepasrahan hati. Tidak ada bekal untuk menghadap-Nya selain amal ibadah dan kesucian diri. Itulah ketentuan yang sudah ditetapkan di setiap pundak manusia. Karena setiap yang bernyawa akan merasakan mati, setiap yang berjiwa akan merasakan mati, maka lebih baik mempersiapkan diridengan keikhlasan, kesucian dan kepasrahan untuk menghadapinya. SEMOGA BERMANFAAT.

 Ditulis untuk mengenang berpulangnya ke Rahmatullah ayah kami tercinta Bpk. Salam Siswo Sugiarto, pada Tanggal 10 Mei 2008 di Yogyakarta.

 
***Eko Jalu Santoso adalah Founder Motivasi Indonesiadan Penulis Buku "The Art of Life Revolution" dan buku "Heart Revolution: Revolusi Hati Nurani Menuju Kehidupan Penuh Potensi", Keduanya Diterbitkan Elex Media Komputindo.

 

 

****

 
__._,_.___
 Messages in this topic           (1)  Reply          (via web post)   |   Start a new topic        
Messages   |    Files   |    Photos   |    Links   |    Database   |    Polls   |    Members   |    Calendar  
Untuk berhenti menjadi anggota milis ini silakan kirimkan email kosong ke alamat atp_ugm-unsubscribe@yahoogroups.com

Untuk menjadi anggota milis silakan kirimkan email kosong ke alamat atp_ugm-subscribe@yahoogroups.com

Sampaikan kepada rekan-rekan alumni keberadaan milis ini dan ajak mereka bergabung dengan kita.

 Yahoo! Groups
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
 Visit Your Group   | Yahoo! Groups Terms of Use       |  Unsubscribe        
Recent Activity
 Visit Your Group              
Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.
All-Bran

Day 10 Club

on Yahoo! Groups

Feel better with fiber.
Move More

on Yahoo! Groups

This is your life

not a phys-ed class.
.
[IMAGE]
__,_._,___

Motivation of The Day : " Berteman Dengan Kegagalan "


Jangan takut melintasi jalan kegagalan, karena disana tersedia banyak
berkah :

1. Kesakitan dan kegagalan menciptakan daya pulih.

Bagaimana kita akan mengalami pemulihan yang besar jika kita tidak
pernah mengalami kesakitan atau kegagalan? Jadi, jangan takut pada
kesakitan dan kegagalan, karena mereka adalah anak tangga menuju sukses.

2. Kesakitan dan kegagalan menghasilkan kedewasaaan.

Kesakitan dan kegagalan akan mendatangkan banyak pelajaran dan hikmat.
Keterbiasaan menghadapi kegagalan membuat kita siap menghadapi berbagai
macam kesulitan.

3. Kesakitan dan kegagalan meningkatkan standar prestasi.

Keberanian untuk terus maju, walaupun telah berhadapan dengan kesulitan
dan kegagalan akan memotivasi kita menjadi orang yang meningkatkan
standar prestasi.

4. Kesakitan dan kegagalan memampukan melihat peluang yang lebih besar.

Orang yang cerdas dan cermat mampu melihat peluang2 yang dapat
dimanfaatkan setelah ia mengalami kesakitan akibat kegagalan yang pernah
dialaminya.

5. Kesakitan dan kegagalan mendorong untuk inovatif.

Jadikan kesakitan dan kegagalan sebagai pijakan yang membuat kita
bekerja lebih kreatif dan inovatif.

6. Dibalik kesakitan dan kegagalan tersedia berkat besar.

Semua orang yang sukses pernah merasakan apa itu kegagalan. Dan
seringkali peluang malah ditemukan ketika mereka berhadapan dengan
kegagalan. Peluang itu adalah sebuah berkat yang tak pernah kita
pikirkan, namun telah menjadi milik kita yang berharga.

7. Kesakitan dan kegagalan menjadi motivasi yang kuat.

Kekalahan atau kegagalan seharusnya membuat kita introspeksi diri,
faktor apa yang menyebabkan kita gagal. Itulah yang dilakukan Thomas
Alva Edison, kegagalan tidak menghentikan percobaannya, sebaliknya hal
itu memacu dia menemukan ilmu yang lebih sempurna.

'KEGAGALAN ADALAH SEBUAH RAMBU YANG MENUNJUKKAN KEPADA KITA JALAN LAIN
UNTUK MENUJU KEPADA KESUKSESAN'

Kepada Siapa Hati Kita Bergantung?


Kepada Siapa Hati Kita Bergantung?

Oleh Ayub Abu Ayub  Jum'at, 20 Juni 2008 - 13:35:11   Hit: 702



"Mbah, permisi ya!" Kata-kata ini atau yang semakna ini acap kali terdengar ketika seseorang menginjakkan kakinya di wilayah yang kelihatannya jarang dikunjungi oleh makhluk yang bernama manusia. Atau sebagai kata-kata yang sering dilontarkan ketika melewati sebuah jalan tertentu yang diyakini seandainya mereka yang lewat tidak mengucapkannya maka sangat dikhawatirkan malapetaka akan menimpanya. Ritual penyembelihan ayam hitam juga kerap dilakukan dalam rangka menolak bala. Tempat yang sering terjadi musibah di situ mesti dicucuri darah ayam hitam ini. Tentu saja dengan keyakinan dan harapan angka kecelakaan bisa hilang atau diminimalisir. Begitu juga upacara-upacara yang mempersembahkan sesajen-sesajen lengkap dengan kepala kerbaunya kepada para "penguasa" alam ini. Mulai dari "penguasa" hutan, gunung, laut, kampung, dusun, kota, hingga kepada "penguasa" jalan. Jimat-jimat, rajah-rajah dan berbagai macam bentuk simbol keberuntungan juga banyak menghiasai rumah, toko, pabrik, kantor, tubuh, dan lain sebagainya, seraya berharap keberuntungan selalu mendampingi usaha mereka.

Tak bisa diingkari lagi bahwa fenomena ini memang terjadi di tengah-tengah kita. Bahkan dengan jumlah yang tidak sedikit. Seseorang yang paling berpendidikan sekalipun kadang tak luput dari hal-hal yang demikian. Mereka yang terdidik untuk berpikir secara rasional ternyata kerasionalan itu hilang begitu saja ketika berhadapan dengan hal yang demikian. Kenapa ini bisa terjadi?

Ini terjadi karena adanya ketergantungan dan keterkaitan hati terhadap hal-hal yang diyakini tersebut. Ketika seseorang permisi -untuk melalui suatu jalan atau mendatangi suatu tempat asing- kepada yang dianggap berkuasa di tempat itu maka sesungguhnya itu terjadi karena adanya ketergantungan dan keterkaitan hati orang tersebut dengan sesuatu tadi. Dengan adanya ketergantungan dan keterkaitan hati ini dia berkeyakinan bahwa sesuatu itu akan melindungi dia. Dia sandarkan nasibnya kepada sesuatu tersebut. Inilah yang terjadi. Lalu bagaimana Islam menghukumi terhadap hal-hal yang demikian?

Islam mengajarkan agar seseorang hanya menggantungkan dan mengaitkan hatinya kepada ALLAH semata. ALLAH-lah yang telah menciptakannya. ALLAH jua yang mengarunainya rezeki. ALLAH yang mengatur alam ini. ALLAH yang menguasai jagat raya ini. ALLAH yang berkuasa atas segala sesuatu. ALLAH yang melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. ALLAH Dzat yang Maha Mendengar. ALLAH Dzat yang Maha Melihat. ALLAH Dzat yang Maha Mengetahui. ALLAH yang mengabulkan permintaan dan permohonan hamba-Nya. ALLAH yang memberi manfa'at dan madhorot. ALLAH dengan segala kesempurnaan dzat dan sifat-sifat-Nya. Sungguh amat pantas dan memang sudah semestinyalah bagi seseorang untuk menggantungkan dan mengaitkan hatinya hanya kepada ALLAH semata, Dzat yang Maha Sempurna.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 "Barang siapa yang bergantung kepada sesuatu maka dia serahkan kepadanya" (HR. Tirmidzi dihasankan oleh Asy Syaikh Al Albany rahimahullah)

Yaitu barang siapa yang bergantung kepada sesuatu dan menjadikannya sebagai tujuan, sehingga dia menggantungkan harapan kepadanya dan menjadikannya sebagai penghilang rasa takutnya, maka dia akan menyerahkan dirinya kepada sesuatu tersebut dan akan bersandar kepadanya. Begitu pula, apabila seseorang hanya bergantung kepada ALLAH, maka dia akan menjadikan ALLAH sebagai tujuannya, dia gantungkan harapannya kepada-Nya, dan ALLAH-lah yang menghilangkan rasa takut yang ada pada dirinya. Dia serahkan dan sandarkan dirinya, hanya kepada ALLAH Ta'ala.

Sebaliknya, apabila dia bergantung kepada sesuatu selain ALLAH, maka dia akan berserah diri dan menyandarkan dirinya kepada sesuatu tersebut. Dan ini adalah salah satu bentuk kesyirikan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 "Barang siapa yang menggantungkan jimat maka dia telah berbuat syirik" (HR. Imam Ahmad)

Seseorang yang menggantungkan jimat dalam rangka mengangkat malapetaka atau melindungi diri dari musibah berarti dia telah menggantungkan hatinya kepada jimat tersebut. Berarti pula dia telah menyandarkan dirinya dan hatinya kepada jimat tersebut. Dia berkeyakinan bahwa jimat itu bisa melindungi dia dari mara bahaya. Padahal tidak ada yang bisa melindungi dia dari mara bahaya kecuali ALLAH Ta'ala. Karena itu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menghukumi bahwa orang yang demikian telah berbuat syirik. Kenapa? Karena hatinya sudah bergantung dan bersandar kepada selain ALLAH, dan ini sangat bahaya.

Bahaya? Ya, karena syirik adalah dosa besar yang tidak terampuni. Selain itu, orang yang menyandarkan hatinya tidak kepada ALLAH, maka hatinya akan menjadi lemah. Coba orang yang seperti ini dijauhkan dari jimatnya. Atau larang dia untuk mengucapkan kata "permisi" kepada "penunggu" kawasan. Atau cegah dia dari penyembelihan ayam hitam. Atau larang dia untuk mempersembahkan sesajen. Apa yang akan terjadi? Hatinya akan gelisah, resah, takut bahwa mara bahaya akan menimpanya. Khawatir keberuntungan tidak akan menyapanya. Cemas, harapannya tidak bisa terwujud. Apakah hati yang seperti ini bisa dikatakan sebagai hati yang kuat? Atau sebagai hati yang sehat? Bahkan sebaliknya, yang seperti ini adalah hati yang lemah dan sakit.

Hati yang sehat dan kuat adalah hati yang bertawakal hanya kepada ALLAH.

 (Artinya: "Barang siapa yang bertawakkal hanya kepada ALLAH, maka ALLAH cukup baginya" )(Ath Tholaq: 3)

Hati yang sehat dan kuat adalah hati yang bersandar hanya kepada ALLAH.

 (Artinya:"Cukup bagi kami Allah dan sebaik-baik tempat penyerahan diri" )(Ali Imran:173)

Hati yang sehat dan kuat adalah hati yang meminta pertolongan hanya kepada ALLAH.
 
(Artinya:"Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan" ) (Al Fatihah: 5)

Hati yang sehat dan kuat adalah hati yang berlindung hanya kepada ALLAH.

(Artinya:"Katakanlah (-wahai Muhammad-): "Aku berlindung kepada Rabbnya Manusia") (An-Naas: 1)

Hati yang sehat dan kuat adalah hati yang takut hanya kepada ALLAH.
 
(Artinya: "Maka janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah hanya kepada-Ku, jika kalian orang-orang yang beriman."(Ali Imran:175)

Hati yang sehat dan kuat adalah hati yang bergantung hanya kepada ALLAH saja.
Ketahuilah, ketergantungan hati kepada selain Allah Ta'ala ada beberapa macam:

1. Ketergantungan hati yang menyebabkan sirnanya nilai tauhid secara keseluruhan, yaitu dia bergantung kepada sesuatu yang sebenarnya tidak mempunyai pengaruh sama sekali, dan bersandar kepadanya, yang menyebabkan dia berpaling dari ALLAH Ta'ala. Seperti; ketergantungan para penyembah kuburan terhadap para penghuninya -untuk melepaskannya dari musibah-musibah yang menimpanya-. Oleh karena itu, jika mereka menemui mara bahaya yang dahsyat, mereka akan mengatakan, "Wahai fulan, selamatkanlah kami!" Yang demikian ini -tidak diragukan lag-i adalah kesyirikan yang besar, yang mengeluarkan seseorang dari Islam.

2. Ketergantungan hati yang melenyapkan kesempurnaan tauhid. Yaitu, ketika seseorang bersandar kepada sebab-sebab yang dibolehkan oleh syari'at ini, akan tetapi dia lalai terhadap yang menciptakan sebab-sebab tersebut, yaitu ALLAH 'Azza wa Jalla, dan dia tidak memalingkan hatinya kepada-Nya. Dan ini adalah salah satu bentuk kesyirikan. Tetapi tidak dikatakan syirik besar, karena sebab-sebab ini memang telah ALLAH jadikan sebagai sebab.

3. Dia bergantung dengan sebab semata-semata hanya karena itu sebagai sebab saja. Sementara penyandaran asalnya masih hanya kepada ALLAH Ta'ala. Maka dia berkeyakinan bahwa sebab ini adalah dari ALLAH Ta'ala, dan bahwasanya ALLAH -kalau Dia menghendaki akan menghilangkan pengaruhnya atau membiarkannya-. Dan dia berkeyakinan, bahwasanya sebab tersebut tidak akan memiliki pengaruh kecuali dengan kehendak ALLAH Ta'ala. Yang demikian itu tidaklah mengurangi sama sekali kesempurnaan tauhidnya.

Lihatlah akhir dari keadaan seseorang yang menggantungkan hatinya kepada selain ALLAH. Akhir yang menakutkan dan mengerikan. Akhir yang penuh dengan risiko dan mara bahaya. Siapakah kiranya -orang berakal- yang menginginkan hatinya menjadi lemah. Siapa juga yang sudi hatinya menjadi sakit. Bahkan akhirnya terjatuh ke dalam jurang kesyirikan yang sangat berbahaya.

Jika seseorang terjatuh ke dalamnya,k hanya dengan rahmat ALLAH serta taufiq-Nya sajalah dia biasa bangkit dan selamat dari jurang tersebut. Tanpa itu, mustahil seseorang akan selamat.

Sudah saatnya bagi kita untuk bercermin, kemudian berkata;

Kepada siapa selama ini hati ini aku gantungkan? Kepada siapa selama ini hati ini aku sandarkan? Kepada siapa selama ini jiwa ini aku serahkan? Kepada-Mu kah ya ALLAH, atau kepada jimat-jimat yang tergantung indah? Atau kepada para "penguasa" alam tersebut yang katanya bisa melindungi? Atau kepada secuil pekerjaan yang menjanjikan? Atau kepada mereka yang katanya akan menjamin kebahagiaan hidupku? Atau, kepada siapakah?

Ya ALLAH, jadikanlah kami orang-orang yang hanya bertawakal kepada-Mu.
Ya ALLAH, jadikanlah kami orang-orang yang selalu bersandar kepada-Mu.
Ya ALLAH, jadikanlah kami orang-orang yang berserah diri kepada-Mu.
Ya ALLAH, jadikanlah kami orang-orang yang menggantungkan hatinya hanya kepada-Mu.



Buletin Jum'at Risalah Tauhid -Depok- edisi 83  Sumber : www.mimbarislami.or.id