Rabu, 27 Agustus 2008

Artikel: Mengapa Hidup Begitu Sulit?



*Mengapa Hidup Begitu Sulit?*

*Read More*? http://portalnlp.com

*Joint the Community*? idnlpsociety-subscribe@yahoogroups.com

Ups, ada yang kelupaan dari judul di atas. Seharusnya, "Mengapa Hidup Serasa
Begitu Sulit?".

Ya, ini adalah sebuah pertanyaan saya yang sedang kagum dengan kemampuan
manusia mengendalikan pikirannya sendiri.

Ada sebuah pelajaran menarik yang saya dapat sewaktu membaca buku-buku awal
NLP, seperti Using Your Brain for a Change-nya Richard Bandler. Dia
mengatakan bahwa otak manusia adalah benda yang tidak memiliki tombol "off".

"Heh?", tanya saya waktu itu.

Betul. Otak kita tidak memiliki tombol *off*, karenanya ia akan selalu
bekerja dan memproses apapun yang kita pikir dan rasakan sekalipun tanpa
sadar kita kendalikan.

Benarkah demikian?

Ya. Cobalah kita ingat-ingat impian besar yang kita miliki, dan sampai saat
ini belum kita putuskan juga untuk memulainya. Disadari atau tidak, Anda dan
saya barangkali sering mengatakan, "Ah, yang penting bikin rencana yang
matang dulu", "Hmmm?saya kan masih muda, masih banyak waktu", "Tapi, tujuan
sebesar itu pasti butuh waktu kan?", dan seterusnya. Well, NLP mengatakan:
semua itu adalah keputusan kita sendiri, alias limiting decision yang kita
buat sendiri. Dan sembari kita memutuskan untuk menunda pencapaian tujuan,
pada saat yang sama kita pun memutuskan untuk menikmati kondisi nyaman kita
saat ini.

Otak kita tidak memiliki tombol *off*, karenanya ia tidak pernah diam. Anda
berada di keramaian, dan otak akan mencari berbagai hal yang menarik untuk
ditelaah, sehingga mengganggu konsentrasi Anda. Begitu juga dengan ketika
Anda berada di tempat yang sunyi sepi, ia akan mengajak Anda untuk masuk ke
dalam diri dengan memunculkan berbagai bayangan, suara, atau perasaan
tertentu dari beragam pengalaman yang Anda miliki. Dalam kondisi yang
ekstrim, yang terakhir ini bisa mengakibatkan apa yang sering dikatakan
sebagai 'kegilaan'. Ya, kegilaan bukanlah muncul karena otak manusia yang
rusak, melainkan justru karena manusia punya mekanisme kerja yang sempurna.

Nah, sebaliknya pula, jika otak kita tidak memiliki tombol *off* yang akan
menghentikan aktivitasnya, berarti kita cukup mengarahkannya untuk mencapai
apa yang kita inginkan, dan ia akan melaju kencang dengan sendirinya.

Seorang rekan pernah bercerita kepada saya, "Akhir pekan kemarin saya pikir
adalah akhir pekan yang menyenangkan. Sampai akhirnya seorang tetangga
datang, dan merusak semuanya!"

Hmmm?ada yang aneh dari cerita ini. Jika sebuah kejadian yang hanya beberapa
menit saja bisa merusak kesenangan yang sudah berlangsung 2 hari, mengapa
tidak kejadian tersebut kita 'rusak' dengan kesenangan kembali? Mengapa
begitu mudah kita menghapuskan sebuah kesenangan dengan sebuah kesusahan,
namun begitu sulit untuk menghapus kesusahan dengan sebuah kesenangan?

Ada yang aneh lagi. Ceritanya adalah ketika saya mengajarkan beberapa teknik
dalam NLP kepada beberapa orang rekan. Selesai sesi, mereka bertanya,
"Apakah dengan menggunakan teknik yang cepat seperti ini, kita tidak jadi
seperti robot ya?"

Hmmm?sangat aneh menurut saya, sebab yang dianggap sebagai 'manusia' adalah
orang yang ketika mengalami kesusahan kemudian menyimpannya selama beberapa
hari, baru kemudian bisa kembali melanjutkan hidupnya. Sedangkan mereka yang
bisa semudah membalikkan telapak tangan untuk keluar dari kesusahan dan
kembali produktif dikatakan sebagai 'robot'.

Ah, tahu apa saya ini. Semuanya memang pilihan, bukan? Jika kita
menginginkan kesenangan, maka buatlah internal representation kita begitu
menarik, barengi dengan fisiologi yang kongruen, dan katakan sesuatu yang
menyenangkan dan penuh makna. Maka masa lalu tidak memiliki fungsi lain
selain memberikan pelajaran yang berharga untuk digunakan di hari ini.
Begitu juga masa depan tidak memiliki fungsi lain selain memberikan arah
untuk dijalani di hari ini.

Anda ingin menjalani hari ini dengan menyenangkan? Cukup putuskan untuk maju
dari bangku penumpang, dan menjadi pengemudi otak Anda sendiri.

Yuk?

--
Salam Street Smart NLP!

Tidak ada komentar: