Selasa, 15 April 2008

Menghindari Konflik = Memendam Perasaan?...SALAH !!


Menghindari KONFLIK = Memendam PERASAAN?...SALAH      

Pernah kah Anda berada dalam situasi, ketika seseorang mengatakan
sesuatu yang membuat Anda marah atau sangat terganggu? Tetapi Anda
berpikir, bahwa meladeni orang tersebut tidaklah perlu, dan Anda diam
saja sambil menarik nafas panjang saja serta secara tidak sadar juga
menggeretakkan gigi Anda. Itu namanya Anda sedang MEMENDAM PERASAAN.
Yaa, Anda berusaha memendam perasaan Anda sebenarnya, meskipun itu
membuat dada, ulu hati dan lambung Anda terasa sesak…mau pecah saja
layaknya…hehehe…

Kebanyakan orang menganggap sikap Anda itu merupakan cara terbaik untuk
menghindari terjadinya konflik…agar semuanya baik-baik saja, menjaga
situasi aman terkendali… hahaha, kok seperti mau lebaran aja ya.
Menurut Anda, apakah menyimpan rasa marah, dongkol itu bisa
menyelesaikan masalah Anda, konflik Anda? Tentu saja TIDAK. Mungkin itu
hanya terkesan penyelesaian SEMU saja, karena tidak terjadi konflik pada
saat itu.

Nah, apa yang akan terjadi pada Anda, jika suatu saat situasi semacam
ini terus berkembang? Saya yakin, bahwa suatu saat perasaan sebenarnya
akan mencuat keluar, jika Anda tidak merespons dan tetap terus memendam
perasaan itu di dalam pikiran dan hati Anda. Dan, akibatnya bisa diduga,
perasaan-perasaan itu akan muncul dalam kehidupan Anda berupa
ketegangan, kekhawatiran, stres, sakit perut, pusing, sulit tidur,
diare, nyeri punggung, sering kencing, makan berlebihan atau sebaliknya
malas makan, bahkan bisa sampai menyebabkan depresi kejiwaan…atau
hanya sekedar muncul bisulan atau jerawatan…hwekekekek… Yang
jelas, jika Anda tetap memendam perasaan berkecamuk di dalam diri Anda
sendiri, maka pasti akan muncul aneka gangguan fisik pada diri Anda.

Sebenarnya, Anda bisa saja menghentikan kebiasaan memendam perasaan
semacam itu. Caranya adalah Anda harus berusaha merespons perasaan Anda
itu. Maksudnya, Anda harus mau mengekspresikan apa yang Anda rasakan,
kapan pun situasi itu terjadi. Ini tidak berarti bahwa Anda harus
mengungkapkan dengan cara yang agresif dan terang-terangan; melainkan
Anda bisa menyampaikannya dengan kata-kata langsung dan jelas dengan
bijak, sehingga apa yang sebenarnya Anda rasakan bisa terungkap.

Sangat penting bagi Anda untuk bisa mengungkapkan semua perasaan yang
telah Anda pendam. Mungkin ini bagi sebagian orang masih merupakan hal
yang dianggap TABU dan terkesan konfrontatif. Inilah kehidupan saat ini.
Anda akan mengetahui betapa sebenarnya mudah saja dalam menjalani
kehidupan, jika Anda sanggup mengungkapkan perasaan-perasaan Anda. Anda
jelas menjadi lebih sehat dan semangat karena Anda berhasil merespons
perasaan Anda sendiri dengan sangat jujur…dan tidak tetap
memendamnya.

Berkaitan dengan itu, maka semestinya Anda memberikan isyarat yang jelas
dan langsung agar orang lain mengetahui bagaimana Anda ingin
diperlakukan. Anda harus menentukan batasan-batasan yang jelas dalam
hidup Anda, sehingga Anda memiliki pertahanan diri untuk mencegah orang
lain mencampuri kehidupan pribadi Anda. Jika Anda tidak membuat
batasan-batasan, maka nantinya Anda akan bingung sendiri bagaimana
mengatur waktu dan berbagai aspek kehidupan Anda lainnya…termasuk
Anda akan sulit mengatur keuangan Anda.

Anda perlu menyadari bahwa identitas diri Anda dibangun berdasarkan
pilihan-pilihan Anda sendiri dengan menetapkan batasan-batasan Anda
dengan lingkungan di luar Anda. Batasan yang telah Anda tentukan ini
adalah titik wilayah orang lain berakhir dan wilayah kekuasaan Anda
dimulai. Jadi batasan-batasan ini merupakan garis wilayah pribadi yang
memisahkan diri kita dengan orang lain.

Jika orang tidak memiliki garis batas wilayah pribadinya, maka orang ini
akan tidak bisa mengatakan TIDAK dalam segala hal. Akibatnya, orang lain
akan bisa memanfaatkan dia selama 24 sehari dalam kondisi apa pun!
Mungkin saja batin orang semacam ini menderita, tetapi mereka ini tetap
tidak bisa berkata TIDAK, jika diminta untuk melakukan sesuatu.

Mereka yang tidak menentukan batasan wilayah pribadinya ini sering
merasa benci kepada dirinya sendiri, karena menerima permintaaan orang
lain, padahal mereka tidak memiliki waktu lagi. Mereka ini juga sering
merasa bersalah, dan malu karena bersedia melakukan sesuatu yang
sesungguhnya tidak bisa mereka tangani.

Oleh sebab itu, hal pertama yang harus Anda lakukan jika ingin
menentukan batasan wilayah pribadi Anda adalah dengan menghentikan
kebiasaan menerima terlalu banyak tanggung jawab untuk menyelesaikan
tugas-tugas, kewajiban, dan kebutuhan orang lain…karena memang
setiap orang selalu mempunyai kebutuhan!

Jika ada orang meminta Anda untuk melakukan sesuatu, periksalah lebih
dulu tingkat kesediaan Anda. Kalau Anda merasa tidak nyaman dan enggan
melakukannya, maka katakan saja, "Terima kasih atas kepercayaannya,
tetapi mohon maaf saya tidak bisa mendukungnya, saya sedang ada hal
lainnya yang harus saya lakukan segera." Saya pikir dengan cara ini,
orang lain akan memahami kebutuhan Anda, dan ini sebuah cara yang sopan
menolak dengan halus, daripada Anda hanya berkata, "Tidak!"
Setelah berkata menolak dengan sopan tadi, diamlah dengan tetap
tersenyum. Jangan memberikan penjelasan lainnya. Kemudian lihatlah,
orang yang minta bantuan Anda akan terlihat memaklumi keadaan Anda, dan
bisa menerima keputusan Anda dengan baik.

Begitu pula sebaliknya. Kita juga harus mau dan sanggup mengatakan YA,
pada situasi yang memungkinkan kita memberi kesempatan kepada orang lain
untuk membantu kita. Coba amati sekitar Anda. Anda akan melihat
contohnya, yaitu ada sebagian orang yang selalu bersedia membantu orang
lain bahkan orang yang tidak dikenal sekalipun.

Tetapi giliran mereka membutuhkan pertolongan, eeh… mereka lebih
memilih diam saja dengan beban pikiran penderitaannya, alias lebih suka
menderita sendirian daripada meminta orang lain agar membantunya. Jika
ditanya, "Adakah masalah?" Selalu dijawab, "Ah nggak kok,
kami baik-baik saja." Padahal saat itu kondisinya sudah kritis
sekali. Saya juga tidak tahu alasannya tidak minta bantuan orang lain.
Apakah itu alasan gengsi, takut ditolak, atau khawatir menyusahkan orang
lainnya?

Apa pun alasannya, maka mereka ini termasuk orang yang tidak bisa
berkata YA. Jika Anda berada dalam posisi yang sebenarnya harus dibantu
orang lain, tetapi karena alasan tertentu Anda tidak mau meminta
pertolongan. Dan Anda lebih senang menangani permasalahan Anda dengan
mengerjakannya sendiri saja; serta tidak mengizinkan orang lain membantu
Anda, maka itu sebenarnya Anda telah MERAMPAS kesempatan dan kepuasan
orang lain untuk terlibat dalam kegiatan membantu Anda.

Penting juga untuk Anda mengerti di sini, bahwa sesungguhnya ada banyak
sekali kepuasan batin dalam hal memberi dan melayani kebutuhan orang
lain yang benar-benar membutuhkan dukungan serta bantuan kita.

Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano

Tidak ada komentar: